• Thu. Nov 7th, 2024

Masuk Angin dalam Sudut Pandang Medis: Mitos vs Fakta

Byadmin

Jul 18, 2024

Istilah “masuk angin” sudah lama dikenal di masyarakat Indonesia untuk menggambarkan berbagai keluhan seperti pilek, batuk, bersin, sakit tenggorokan, demam ringan, pegal-pegal, dan sakit kepala.

Sumber : pafikabmusirawas.org

Namun, dalam dunia medis, istilah “masuk angin” tidak dikenal dan tidak ada diagnosis resmi dengan nama tersebut. Menurut https://pafikabmusirawas.org/ Gejala-gejala yang sering disebut “masuk angin” dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang berbeda, seperti:

  1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA): ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan atas, termasuk hidung, tenggorokan, dan sinus. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau alergi.
  2. Flu: Flu adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Gejala flu biasanya lebih parah daripada ISPA, dan dapat termasuk demam tinggi, nyeri otot, dan kelelahan.
  3. Pneumonia: Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia biasanya lebih serius daripada ISPA dan flu, dan dapat mengancam jiwa.
  4. Alergi: Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya, seperti debu, serbuk sari, tungau, atau bulu hewan peliharaan. Gejala alergi dapat mirip dengan ISPA, seperti hidung tersumbat, bersin, dan mata berair.
  5. Kelelahan: Kelelahan fisik dan mental dapat menyebabkan gejala seperti badan pegal-pegal, sakit kepala, dan penurunan daya tahan tubuh, yang mirip dengan gejala “masuk angin”.
  6. Stres: Stres dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi, serta menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pegal-pegal, dan kelelahan.

Mitos vs Fakta tentang Masuk Angin:

  • Mitos: Masuk angin disebabkan oleh paparan angin dingin atau perubahan cuaca.
  • Fakta: Paparan angin dingin atau perubahan cuaca tidak secara langsung menyebabkan masuk angin. Penurunan suhu tubuh dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga Anda lebih mudah terserang infeksi yang sudah ada di tubuh Anda.
  • Mitos: Masuk angin dapat disembuhkan dengan obat bebas seperti paracetamol atau ibuprofen.
  • Fakta: Obat bebas seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan gejala seperti demam dan nyeri, namun tidak dapat menyembuhkan penyebab “masuk angin” yang mendasarinya.
  • Mitos: Masuk angin dapat disembuhkan dengan terapi alternatif seperti kerokan atau totok angin.
  • Fakta: Belum ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan bahwa terapi alternatif seperti kerokan atau totok angin dapat menyembuhkan “masuk angin”.
  • Mitos: Mandi air hangat dapat memperburuk masuk angin.
  • Fakta: Mandi air hangat tidak akan memperburuk masuk angin. Mandi air hangat dapat membantu meredakan hidung tersumbat dan membuat Anda merasa lebih nyaman.

Cara Mengatasi Gejala “Masuk Angin”:

  • Istirahat yang cukup.
  • Minum banyak air putih.
  • Minum teh hangat dengan madu atau lemon.
  • Gunakan obat bebas seperti paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam dan nyeri.
  • Gunakan obat tetes hidung atau semprotan hidung untuk meredakan hidung tersumbat.
  • Gargling dengan air garam untuk meredakan sakit tenggorokan.
  • Gunakan humidifier untuk melembabkan udara.
  • Hindari kontak dengan orang yang sakit.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala “masuk angin” yang tidak membaik setelah beberapa hari, atau jika Anda mengalami gejala yang lebih parah seperti:

  • Demam tinggi (lebih dari 38°C).
  • Sesak napas.
  • Nyeri dada.
  • Sakit kepala parah.

Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Pencegahan Infeksi dan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh:

  • Menjaga kebersihan diri. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara teratur, terutama setelah batuk atau bersin, dan sebelum makan.
  • Makan makanan bergizi. Konsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Olahraga teratur. Olahraga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih bugar.
  • Kelola stres. Stres dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Lakukan kegiatan yang membantu Anda rileks, seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik.
  • Istirahat yang cukup.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *